Sudah setahun yang lalu rasanya terakhir staycation. Akhirnya tahun ini setelah merengek ke suami minta liburan jadilah staycation jilid 2 ini terlaksana. Awalnya saya memilih hotel yang cukup jauh dari perkotaan seperti lembang atau dago atas tapi, karena staycation kali ini mebawa serta bayi berumur 2 bulan akhirnya saya memutuskan mencari hotel di kawasan kota dan dekat dengan tempat makan.

Setelah mencari dan menyortir akhirnya keputusan akhir jatuh pada salah satu hotel yang tidak asing untuk saya, sudah beberapa kali saya datang ke hotel ini untuk urusan pekerjaan maupun datang ke undangan tapi belum pernah saya menginap disini. Hotel ini dulu bernama Panghegar kini berganti  nama menjadi El Royale. Yang selalu saya ingat dengan hotel ini adalah breakfastnya hahahaha makanannya sangat beragam dan enak-enak jadi saya sarankan kepada pak suami untuk staycation di sini

Sempat deg-degan karena ini pertama kalinya kami menginap di luar dengan membawa anak kami. tapi semua ternyata berjalan dengan baik, pada saat check in saya di tawari untuk di pasangkan tempat tidur bayi, awalnya agak ragu karena anak saya ini ga bisa tidur kalo gak di samping emaknya, tapi setelah di coba tidur sendiri ternyataaaa.... dia tidur pulas bahkan susah untuk dibangunkan.

Saya dan pak suami yang asalnya akan berenang di sore itu batal karena anak bayi masih enak tidur bahkan sampai malam pada saat sudah bersiap untuk cari makan malam anak bayi masih anteng tidur di kasurnya. Akhirnya keesokan harinya kami lasngung melucur ke lantai 4, iya kolam renangnya ada di lantai 4 kalau malam ada restaurant yang menyediakan all you can eat barbque. Pagi itu suami langsung cus berenang, saya gendong Dhisa dan berkeliling.




Setelah puas berenang kami langsung menuju pakuan cafe tempat breakfast yang sudah dinanti-nanti. Banyak sekali makanan yang disajikan dari mulai makanan tradisional sepetri nasi liwet, serabi, soto bandung hingga western food, saking beragamnya saya sampai bingung, pagi itu saya makan omelet, sosis,ikan teriyaki, pasta,sushi,dan masih banyak lagi hahahaha.




Selesai makan siang kami berkeliling di lobby dan sesekali berfoto disana, sampai akhirnya kami kembali ke kamar dan masih bisa leyeh-leyeh sebelum kembali pulang, pengalaman pertama membawa bayi di staycation ini ternyata berhasil, anak bayi anteng bahkan tidur dengan nyenyak. Semoga nanti bisa menginap lagi disini dan menikmati breakfast yang memuaskan.

Kegalauan ini bermula dari saya melahirkan dan memiliki anak, rasanya sedih ketika harus meninggalkan anak kerja dan jauh dari suami. Keinginan untuk berhenti bekerja semakin menjadi-jadi karena sebelumnya pun saya udah ngerengek minta resign ke suami mihihihi. Ada satu mimpi besar saya yang saya pendam bertahun-tahun lamanya, kenapa di pendam? karena takut, iya takut! takut gagal, takut meninggalkan pekerjaan, takut kecewa dan takut lain-lainnya.

Sampailah saya memikirkan untuk resign dan mengejar mimpi saya, banyak orang yang pasti akan mempertanyakan keputusan saya bahkan mungkin keluarga terdekat, dengan pekerjaan yang sudah settle, bekerja di perusahaan milik negara yang terjamin hingga pensiun kenapa saya memilih hengkang? tapi niat saya kali ini sudah bulat selain agar bisa mengurus anak setiap hari saya juga masih bisa mendapatkan penghasilan dari mimpi yang sedang saya bangun menjadi nyata ini.

Soal rezeki? saya serahkan semuanya kepada Allah, dialah yang maha pemberi kita hanya perlu terus berikhtiar dan berdoa. Keluar dari zona nyaman memang tidak mudah bahkan sampai sekarang kadang saya masih suka merasa takut, apakah saya sanggup? apakah saya bisa? sampai saya bicarakan pada suami dan meyakinkan suami apakah dia ridho saya keluar dari pekerjaan sekarang? karena ridho suamilah yang akan melancarkan segalanya nanti untuk saya. Suami selalu bilang pasti ada jalannya InsyaAllah dipermudah Aamiin

Keputusan menjadi seorang ibu yang bekerja di rumah ini semoga diberkahi dan dipermudah jalannya, semoga dengan keputusan ini dapat memacu saya untuk terus mengejar mimpi-mimpi yang lain yang sebelumnya hanya ada dalam angan-angan saja.

Di tahun kedua pernikahan kami, alhamdulillah kami di berikan nikmat rezeki yang luar biasa. Anak pertama kami akhirnya hadir dalam hidup kami. Setelah lama meminta, berdoa dan berusaha alhamdulillah Allah SWT percayakan kami untuk menjadi orang tua bagi anak cantik yang kami beri nama Dhisa Azkadina Tsaqib. tahun kedua ini masih sama seperti tahun sebelumnya saya masih LDR dengan suami, masih suka nangis ketika pak suami harus sudah kembali bekerja. Jaraknya hanya Bandung-Bekasi dan seminggu sekali pulang tapi rasanya lebih berat ketika sudah memiliki anak. Harus jauh dari suami dan meninggalkan anak bekerja bukan hal yang mudah sedih sekali setiap pergi bekerja anak masih menangis meminta susu.

Banyak cita-cita dan harapan di tahun ke 2 ini yang harus kami simpan dahulu, termasuk harapan saya segera berkumpul dengan suami dan anak. Mencoba bersabar dan berhusnuzon kepada Allah, Insyaallah Allah sedang mempersiapkan rencana yang lebih baik untuk kami. Ketika lelah dan ingin menyerah saya selalu menguatkan diri dengan rasa syukur yang kadang terlupakan. Iya kadang kita lupa bersyukur dengan semua nikmat yang ada di depan mata. melihat anak sehat, bisa makan,minum tidur dengan nyaman, di berikan pekerjaan dan kesehatan tapi kadang kita menutup mata hati dan memilih mengeluh Astagfirullahalazim.

Cobaan di tahun ke 2 ini lebih besar lagi di bandingkan tahun pertama, semoga kami bisa melewatinya dan membuat kami lebih kompak, banyak yang harus di benahi dalam keluarga kami salah satunya gaya hidup. Hidup hemat dan efisien sedang saya terapkan pada diri saya sendiri di tengah perekonomian keluarga kami yang sedang di uji. Semoga dengan ujian ini tidak membuat hati kami menjadi sempit dan berkeluh kesah sebaliknya harus makin banyak bersyukur

Harapan di tahun ke 2 ini semoga harapan dan cita-cita kami yang tertunda bisa menjadi berkah di kehidupan rumah tangga kami, semoga dengan hadirnya anak dapat membuat rumah tangga kami semakin diberkahi, semoga Allah selalu melimpahkan rezeki untuk keluarga kami Aamiin

Akhirnya setelah sekian lama baru bisa cerita lagi disini, sesuai dengan judulnya birth story kali ini saya mau cerita pengalaman melahirkan sebulan yang lalu. Awalnya sempet galau karena belom ada kontraksi sampai di minggu ke 39 tapi balik lagi ngingetin diri sendiri HPL tuh bukan hari pasti lahir dan adek bayi yang tau kapan waktunya dia mau keluar. 

Sabtu pagi tanggal 7 Juli saya ajak suami jalan pagi ke saparua, lumayan ngos ngosan jalan cepet 5 keliling dan mulai berasa cenut-cenut di perut setelah itu kita sarapan dimsum di samping saparua, malemnya saya pergi ke rumah mertua, disana perut mulai mules tapi nggak sering jadi masih woles karena katanya kalo udah mau lahiran bakal keluar mucus plug atau lendir yang disertai darah. Nah waktu malem sebelum tidur perut makin sering mules tapi saya ngerasanya kok kayak masuk angin sampe ga bisa tidur semaleman akhirnya saya coba ke toilet dan pas cek ternyata mucus plug sudah keluar waaaaaaaaaaah akhirnya sebentar lagi ketemu adek hehe. suami yang lagi tidur pun di bangunin pertada harus siap-siap. 

Di hari Minggu mulesnya masih timbul tenggelan dengan interval 15 menit sekali alias masih lama walaupun udah keluar mucus plug. yaudah di lanjut main ke mall buat jalan-jalan biar adek makin terbantu buat keluar. Minggu malem suami galau balik Bekasi atau cuti nunggu lahiran. akhirnya kita ke bidan deket rumah buat mastiin udah ada bukaan atau belum dan bidan menyatakan belum ada bukaan. Suami pun rencananya senin subuh pulang karena kata bidan bisa 1 hari bahkan 2 hari lagi. Tapi di senin subuh interval mules udah per 5 menit alhasil suami ga jadi balik hehe. Senin pagi saya sms dokter untuk menanyakan kapan saya harus ke rumah sakit. dokter bilang jam 10 ini saya harus sudah di rumah sakit.

Sampai rumah sakit masuk UGD, dan waktu periksa bukaan sudah bukaan 3 menuju 4 Alhamdulillah. Tapi ternyata menuju bukaan selanjutnya cukup lama. ada kejadian lucu pada saat saya sudah masuk ruang bersalin, saya maksa suami buat pasang birthing ball dan alat peniupnya itu bersuara bising, jadi kita izin dulu ke suster yang jaga dan untung diperbolehkan yang saya heran suster maupun dokter disana gak familiar dengan birthing ball ini, ngeliat saya duduk dan muter-muter di birthing ball mereka tanya untuk apa, saya jawab untuk meredam rasa mulas dan mempercepat bukaan, di pembukaan 5-6 saya masih jalan-jalan bahkan masih sempet pesen sushi tei sebagai booster pemancing hormon oksitosin hahahaha 

Akhirnya sampai magrib bukaan masih berjalan lambat, saya di kasih induksi melalui infus dari sana mulai deh rasanya nikmat hahaha, tapi saya selalu menyadarkan diri sendiri dan mengatur nafas, alhamdulillah sampai bukaan lengkap ga ada teriakan semua di atur dengan irama nafas. bener banget ketika kita hanya fokus pada nafas rasa mulas tuh gak kerasa, jam 21:30 bukaan sudah lengkap tapi posisi adek masih jauh diatas dan air ketuban belum pecah dokterpun menunggu sampai jam 23:00 kebanyang kan nikmatnya induksi di bukaan lengkap dan masih harus nunggu selama itu, balik lagi intinya nafas dan peluk suami sekencengnya. akhirnya setelah dokter datang saya udah di perbolehkan mengejan, tapi pada saat sudah mengejan kontraksinya cepat hilang dan akhirnya dosis induksi di tambah. Setelah berusaha dokter menyarankan penggunaan vacuum karena posisi bayi masih di atas tapi kalo vacuum ga berhasil dokter akan mengambil langkah caesar.

Disana saya bisa liat muka suami udah stress ngeliat darah yang keluar, ngeliat istri yang udah ga bertenaga dan akhirnya saya harus di episiotomi hal yang paling saya takutkan terjadi juga dan saya masih sadar pas di gunting bilang ke suami "yah di episiotomi"suami sampe geleng-geleng masih aja bisa ngomong gitu hahaha, balik lagi pada akhirnya kita harus pasrah dan ikhlas apapun yang terjadi. proses vacuum pun di mulai di bantu dengan sisa-sisa tenaga untuk mengejan. Alhamdulillah adek lahir di tanggal 10 Juli 2018 jam 00:50 dengan berat badan 3kg panjan 50 cm dan sehat sempurna. Suami langsung menangis memeluk saya dan menghampiri bayi, walaupun tidak bisa IMD karena bayi vaacum harus langsung di observasi tapi saya bersyukur dan balik lagi pasrah tidak memaksakan keinginan kita. Setelah bayi lahir perjuangan saya belum berakhir karena si episiotomi ini akhirnya harus ada proses penjahitan dan ternyata tidak seseram yang saya bayangkan hahaha dokter saya kasih dosis bius yang banyak bikin saya cuma ngerasa sedikit sakit, makasih dok :)

Alhamdulillah bisa merasakan melahirkan tanpa trauma, dan malah udah kangen hamil lagi aja eeeeh hahahaha dan ternyata melahirkan itu indah ga sesakit yang orang-orang ceritakan. proses melahirkan selesai masih ada trimester 4 yang ternyata lebih seram dari proses melahirkan hahaha tapi alhamdulillah saya sudah melewatinya. nanti akan saya ceritakan proses trimester 4 ini dicerita selanjutnya

Akhirnya sampai juga di trimester terakhir. Setelah penasaran gimana sih gerak janin kerasa di perut, di trimester ini gausah di tanya lagi, adek aktif banget kadang lagi tidur sampe kebangunin karena dia nendangnya kenceng hahaha. Sempet khawatir dengan berat badan saya yang naiknya ga banyak (padahal anaknya gampang banget naik berat badan) tapi masuk bulan ke 7 ini berat bayi masih  normal, memang kurang ideal sedikit tapi kata dokter masih masuk di range yang aman.

Intinya harus banyak makan protein kayak telor, daging dan ayam. dan di trimester 3 ini saya selalu ngerasa kaku di persendian tangan kata dokter sih karena kurang kalium, padahal obat kalium dan susu tiap hari di minum :( . Selain susu ternyata harus banyak makan sayuran (yatapi gimana dok ga suka :'| ). Oiya selain makanan juga saya mulai memberdayakan diri ikut prenatal yoga dari umur kehamilan 20 weeks rasanya ngebantu banyak apalagi saya yang kerjaannya duduk selama kerja, abis itu 2 minggu kemarin saya dan suami ikut seminar tentang gentle birth dan hypnobirthing banyak banget pelajaran yang bisa di ambil dari kelas itu.Intinya gentle birth itu adalah sebuah filosofi bukan cara, jadi melahirkan secara pervaginam maupun c-section bisa dengan gentle birth. karena semua proses persalinan itu normal :) 

Yang paling di tunggu dari trimester 3 adalah BELANJAAA~ hahahaha udah nggak sabar beli baju-baju sama perintilan dedek, bapaknya deh yang pusing sebagai bank dana mwahahahaha, baca beberapa blog juga tentang persiapan barang yang harus di beli untuk newborn intinya sih jangan terlalu banyak jangan kalap secukupnya aja karena bayi umur segitu gampang gede dan kayaknya usia 1-3 bulan ga akan kemana mana selain ke dokter jadi gak perlu yang mahal-mahal juga yang penting kualitasnya sudah sesuai standar. Kalo saya mungkin bakal lebih memprioritaskan  barang-barang yang memang bakal kepake lama dan harus beli yang bagus. contohnya kayak pumping berhubung saya kerja otomatis bakal jadi mamak perah di kantor ,jadi kalo buat baju rasanya ga terlalu harus yang branded dan mahal.

Sesuai ekspektasi masuk trimester ke 2 ini semua berasa lebih baik, mual yang tadinya bikin ga nafsu makan sedikit demi sedikit mulai hilang, makanan pun yang biasanya keliatan susah di makan sekarang lancar jaya segala dimakan hehe.

Alhamdulillah berat badan mulai naik sedikit-sedikit, berat badan dedek pun normal. di minggu ke 16 ini dokter menyarankan saya cek darah dan imunologi, dari hasil yang saya peroleh ternyata saya hyperagregat trombosit yaitu saya mempunyai riwayat kekentalan darah, kayaknya pengaruh dari kolestrol saya yang lumayan tinggi. Akhirnya dokter memutuskan saya harus minum obat pengencer darah sampai 2 minggu sebelum lahiran. . Untuk hasil imunologinya sendiri hasilnya normal, alhamdulillah.

Karena makan udah enakan, badan juga berasa enteng ga gampang lemes pleus berasa ga hamil, saya pun sering kesana kemari bareng suami dan ternyata abis pergi-pergian baru kerasa capeknya hahahaha tetep ya ternyata ga bisa se luwes sebelum hamil.Akhirnya kalo abis pergi-pergian biasanya di bayar sama bobo seharian hehehe.

Semoga akhir bulan ini dedek semakin aktif, pertumbuhannya pun terus berkembang dengan baik, dan semakin jelas jenis kelaminnya hahaha walaupun udah di hint sama dokter di minggu ke 16 tapi dokter bilang biar pasti kita tunggu di minggu ke 20 aaaaah gak kerasa yaa udah mau 5 bulan aja jadi gasabar pengen cepet-cepet ketemu, sehat-sehat ya sayang tuncanku~

Barusan liat tanggal, ngga ngeh sekarang udah masuk di minggu kedua di bulan Januari berasa cepet banget. Kemaren sempet pengen nge blog pas di tanggal 1 Januari tapi apadaya hari libur enaknya emang buat leyeh leyeh hehehe.

Banyak banget kenangan suka dan duka di tahun 2017 kemarin, di awal tahun kemarin saya harus kehilangan paman dan kaka ipar saya di panggil oleh Allah SWT, setelah itu keponakan saya dan bapak mertua saya bergantian masuk rumah sakit. Sampai bulan Mei rasanya cobaan yang datang pada keluarga saya ga abis-abis. Alhamdulillah pada saat lebaran kita semua dalam kondisi sehat, tapi cobaan datang lagi di awal September, saya lagi-lagi harus kehilangan keponakan saya yang memang sudah sakit lama padahal, sehari sebelumnya masih jalan-jalan bareng saya dan suami beli mainan dan jajan donat J.co tapi Allah lebih sayang keponakan saya.

Di bulan September kemarin akhirnya saya memberanikan diri lagi untuk program hamil sebelumnya saya pernah program di bulan Februari dan Juni. Sempet jungkir  balik juga di program hamil ini, mood yang naik turun di tambah ketika di bulan pertama promil kami masih gagal, drama nangis-nangis video call sama suami, sampai akhirnya ngedrop sakit selama seminggu karena terlalu diet ketat dan olah raga tanpa henti. Tapi Alhamdulillah semua kerja keras itu terbayar, Allah kabulkan permohonan saya yang selalu saya selipkan ketika shalat. Dulu cuma bisa berdoa minta disalamin sama calon anak kalo ibu dan ayahnya udah kangen pengen cepet ketemu. Di bulan November saya dinyatakan positif hamil. Inget banget waktu test pack pertama kali, dan melihat 2 garis yang satu samar langsung bengong dan berkaca kaca terus muter-muter di WC hahahahaha.

Dan berita baik lainnya kaka ipar saya yang nomer 2 akhirnya akan menikah di tahun ini, November kemarin kami sekeluarga datang ke rumah calon kaka ipar saya. Saya masih ingat sekali hari itu dimana saya positif hamil dan kaka ipar saya mengajak kami sekeluarga untuk di kenalkan dengan calonnya. Ibu mertua saya sampai menangis, karena di tahun ini beliau kehilangan anak dan cucunya lalu Allah ganti dengan cepat di akhir tahun dengan kabar kehamilan saya dan pernikahan kaka ipar saya. Alhamdulillah Allah maha baik.

Di tahun 2018 saya berharap kami sekeluarga di berikan berkah, kesehatan dan selalu dalam lindungan Allah, di mudahkan proses kehamilan sampai nanti melahirkan, dan semoga saya segera bisa nyusul suami alias ga LDRan lagi hihihi. Saya juga berharap untuk adik-adik saya semoga cepat mendapat pekerjaan, dan di terima di perguruan tinggi negeri, juga untuk kakak ipar saya semoga di lancarkan acara pernikahannya. Aamiin